
1. Mata
uang Indonesia. Rp.100.000 Dengan gambar Muhammad Hatta Kelahiran Bukittinggi
12 August 1902, Proklamator Indonesia, dan Tuanku Imam Bonjol (Muhammad Shahab)
kelahiran Bonjol pada tahun1772 , Pasaman. Beliau adalah salah seorang ulama,
pemimpin dan pejuang yang berperang melawan Belanda dalam peperangan yang
dikenal dengan nama Perang Padri pada tahun 1803-1838. Sebagai ulama dan
pemimpin masyarakat setempat, Muhammad Shahab memperoleh beberapa gelar, yaitu
Peto Syarif, Malin Basa, dan Tuanku Imam Bonjol.
2. Mata
uang Malaysia Pada mata uang 50 Ringgit tertera wajah Yang Di-Pertuan Agong
Malaysia yang pertama yaitu Tuanku Abdul Rahman Tuanku Muhammad dari Negeri
Sembilan. Beliau adalah yang Di-Pertuan Besar Negeri Sembilan (bertaraf Sultan
atau Raja) dari tahun 1933-1960. Negeri Sembilan adalah sebuah negeri yang
dihuni oleh suku Minangkabau semenjak abad ke-15. Tuanku Abdul Rahman yang
gambarnya ada di mata uang Malaysia itu adalah keturunan kelima dari Sultan
Abdul Jalil, dari Pagaruyung.
3. Mata
uang Singapura Pada Mata uang 50 Dollar Singapura bergambar Tun Yusuf Ishak
keturunan Dt Jonaton generasi ke-4. Keluarganya berasal dari Pagaruyung Tanah
Datar merantau ke Malaya sejak tahun 1730 dan hijrah ke Singapura serta
memimpin negara Singa itu. Namanya hingga kini tetap abadi. Fotonya menjadi ciri
mata uang dollar Singapura.
4. Mata
uang Brunei Darusslam Mata uang Brunei bergambar Sultan Hasanah Bolkiah.
Sultan Brunei itu juga urang awak asal Piobang Payakumbuh. Namanya juga
terpasang di mata uang negaranya dan beberapa ruas jalan di negara kaya minyak
itu ada nama jalan seperti Piobang 1 hingga Piobang 5. Mohd. Jamil al-Sufri
dalam bukunya “Tarsilah Brunei: The Early History of Brunei up to 1432 AD”
menyebutkan, bahwa dari silsilah raja-raja Brunei Darussalam, diketahui bahwa
pendiri kerajaan ini : Awang Alak Betatar atau yang bergelar Sultan Muhammad
Shah, berasal dari Minangkabau. Selain itu raja-raja Serawak di Kalimantan
Utara, juga banyak yang berasal dari Minangkabau. Hal ini berdasarkan informasi
para bangsawan Serawak, yang ditemui Hamka pada tahun 1960. Kamardi Rais Dt.
Panjang Simulie dalam bukunya “Mesin Ketik Tua” juga memerikan berita bahwa
ketika James Brook dirajakan di Serawak, yang melantiknya adalah datuk-datuk
asal Minangkabau.
Sumber : Anakminang.com
Posting Komentar